LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA LINGKUNGAN
Hari/Tanggal
: Rabu/7 Desember 2011
Materi
: Pemeriksaan Zat Organik/Pemanganometri
Tujuan
: Untuk Mengetahui ada tidaknya zat organic/tingkat zat organic dalam air
DASAR TEORI
Dasar dari metode ilmiah adalah berdasarkan pengoksidasian zat organic dalam air oleh KMnO4 dalam suasana asam dan panas.
Banyaknya zat organic dalam air sample setara dengan KMnO4 yang dibutuhkan untuk pengoksidasian itu. Oleh karena itu pemeriksaan zat organic ini sering juga disebut sebagai angka Permanganat.
Dalam pemeriksaan metode ini dapat diganggu oleh zat-zat pereduksi lain selain zat organic, antara lain ferra, suifida, nitrit, dan lain-lain yang mana akan ikut mereduksi KMnO4. Untuk menghindari gangguan tersebut ion-ion pengganggu itu dihilangkan dengan penambahan KMnO4 0,01 N sampai warna merah sangat muda atau rose tipis dalam keadaan dingin dan asam.
ALAT DAN BAHAN
Labu Erlenmeyer 250 ml
Buret asam
Statif
Pipet ukuran
Pipet tetes
Kompor listrik
Batu didih
Kruistang
Gelas ukur
Bahan
Larutan H2SO4 4N BZO
Larutan KMnO4 0,1 N
Larutan KMnO4 0,01 N
Larutan asam oxalate 0,01 N
Aquades
Air sample
CARA KERJA
Mencuci Labu Erlenmeyer
Memasukan 100 ml aquades kedalam labu Erlenmeyer 250 ml, kemudian tambahkan 2,5 ml H2SO4 4N BZO (Bebas Zat Organik) dan masukan 3 butir batu didih
Tambahkan larutan KMnO4 0,1 N beberapa tetes hingga muncul warna rose tipis
Panaskan sampai mendidih
Larutan aquades dibuang, dengan batu didih tetap berada didalamnya
Bilas labu elenmeyer dengan Aquades
Pemeriksaan Sample
Memasukan air sample 100 ml kedalam labu Erlenmeyer yang telah dicuci tadi
Tambahkan 5 ml H2SO4 4N BZO dan beberapa tetes KMnO4 0,01 N sampai timbul warna rose tipis
Panaskan labu Erlenmeyer hingga mendidih, kemudian tambahkan 10,00 ml KMnO4 0,01 N dengan buret
Panaskan lagi hingga mendidih, apabila warna rose tipis hilang, pemeriksaan diulang lagi dengan mengambil sample lebih sedikit dan diencerkan sampai 100 ml dengan aquades
Tambahkan 10 ml larutan asam Oxalat 0,01 N dengan pipet ukur, kemudian panaskan lagi hingga warna rose tipis hilang dan mendidih
Titrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N hingga muncul warna rose tipis dan konstan, titrasi dilakukan dalam keadaan panas
Mengulangi percobaan tadi 2 kali
Hasil Data Titrasi :
No.
V Awal (ml)
V Akhir (ml)
V Titrasi (ml)
1.
2.
22,4
30,7
30,4
39
8,4
8,3
Rata-rata
8,35
Perhitungan
Rumus
: 1000/50 x( (ml titrasi +10 ml KMnO4) ) – (10 ml asam Oxalat x F)
x 0,01x BE KMnO4= . . . mg/L KMnO4
Kadar Zar Organik
= 1000/50 x( (8,35+10)x1) – (10x1) x 0,01 x3,16
= 10x (18,35-10) x 0,01 x 31,6
= 10 x 8,35 x 0,01 x 3,16
= 26,386 mg/L KMnO4
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui kadar zat organic dari air sample yaitu air kran dilaboratrium kimia.
Kadar zat organic didapat dengan mereaksikan 100 ml air sample dengan 5 ml H2SO4 4N BZO dan beberapa tetes KMnO4 0,01 N hingga muncul warna rose tipis kemudian dipanaskan, setelah mendidih larutan tadi direaksikan lagi dengan 10,00 ml KMnO4 0,01 N kemudian dipanaskan lagi hingga mendidih dan tambahkan 10 ml larutan asam oxalate 0,01 ml hingga warna larutan berubah dari warna rose tipis menjadi jernih.
Titrasi larutan tadi dengan KMnO4 0,01N, setelah dititrasi 2 kali diperoleh volume titrasi rata-rata yaitu 8,35 ml. Kemudian dimasukan kedalam rumus sehingga diperoleh angka kadar zat organic dalam air sample tersebut 26,386 mg/L KMnO4.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar zat organic dalam air sample dilaboratrium kimia cukup tinggi yaitu 26,386 mg/L KMnO4 karena angka kadar zat organic air sample melebihi batas maksimum kadar zat organic yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No : 416/MENKES/PER / IX/1990 yaitu 10 mg/L KMnO4.
Kesimpulan
Perhitungan angka kadar zat organic adalah 26,386 mg/L KMnO4
Dengan demikian kadar zat organic dalam air sample cukup tinggi karena melebihi batas maksimum yang telah ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No : 416/MENKES/PER/ IX/1990 yaitu 10 mg/L KMnO4
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA LINGKUNGAN
Hari/Tanggal
: Rabu/14 Desember 2011
Materi
: Pemeriksaan Kadar COD
Tujuan
: Untuk Mengetahui Kadar COD dalam limbah industry tahu
DASAR TEORI
Chemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan organic yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Dalam hal ini bahan buangan organic akan dioksidasi oleh kalium bichromat atau K2Cr2O4 digunakan sebagai sumber O2(Oxidizing agent). Oksidasi terhadap bahan buangan organic akan mengikuti reaksi berikut :
CaHbOc + Cr2O72- + H+
CO2 +H2O + Cr3+
Reaksi tersebut perlu pemanasan dan juga penambahan katalisator perak sulfat (Ag2SO4) untuk mempercepat reaksi. Apabila didalam bahan buangan organic diperkirakan ada unsure chloride yang dapat mengganggu reaksi maka perlu ditambahkan merkuri sulfat untuk menghilangkan gangguan tersebut. Chlorida dapat mengganggu karena akan ikut teroksidasi oleh kalium bichromat sesuai dengan reaksi berikut :
6Cl- + Cr2O72- + 14H+
3Cl2 + 2Cr3+ + 7H2O
Apabila dalam larutan air lingkungan tersebut terdapat chloride maka O2 yang diperlukan pada reaksi tersebut tidak menggambarkan reaksi sebenarnya . Seberapa jauh tingkat pencemaran oleh bahan buangan organic tidak dapat diketahui secara benar. Penambahan Chlorida mengikuti reaksi sebagai berikut :
Hg2+ + 2Cl-
HgCl2
Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buangan organic sebelum reaksi oksidasi adalah kuning, setelah reaksi oksidasi selesai maka larutan akan berubah warba menjadi hijau. Jumlah oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan organic sama dengan jumlah kalium bichromat yang dipakai pada reaksi oksidasi, berarti makin banyak oksigen yang diperlukan. Ini berarti bahwa air lingkungan makin banyak tercemar oleh bahan buangan organic. Dengan demikian maka seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan dapat ditentukan.
ALAT DAN BAHAN
2 Tabung reaksi tutup ulir
7. Pipet ukur
Labu Erlenmeyer
8. Mikro Pipet
Burat asam
9. Beaker glass
Gelas ukur
10. Sendok Penyu
Statif
11. Pipet tetes
Reaktor COD
12. Corong kaca
Bahan :
Aquades
Larutan H2SO4 pro COD
Larutan H2SO4 0,25 N
HgSO4 Kristal
Indikator ferroin
Larutan FAS 0,1 N
Sample air limbah tahu
CARA KERJA
Pembuatan Blanko (A)
Mengambil 2 ml aguades dan memasukanya kedalam tabung reaksi tutup ulir, kemudian tambahkan 3ml H2SO4 pro COD dan 1,00 ml K2Cr2O4 serta sepucuk sendok HgSO4 kristal
Kemudian gojok hingga homogen
Pembuatan sample (B)
Mengambil 2 ml sample dan memasukanya kedalam tabung reaksi tutup ulir
Tambahkan 3 ml H2SO4 pro COD
Tambahkan 1,00 ml K2Cr2O4
Tambahkan sepucuk sendok HgSO4 kristal, kemudian gojok hingga homogen.
Memanaskan tabung A dan B kedalam reactor COD selama 30 menit, kemudian dinginkan (seharusnya menurut standar 2 jam)
Kemudian setelah dingin pindahkan larutan A dan B kedalam Erlenmeyer A dan B
Tambahkan pada setiap labu erlemenyer 10 ml aquades untuk membilas tabung reaksi tutup ulir
Menambahkan 3-5 tetes indicator Ferroin kedalam labu Erlenmeyer A dan B
Titrasi dengan FAS 0,1 N hingga muncul warna merah bata atau coklat, kemudian catar ml titrasi
Hasil Data Titrasi :
NO
Kode
V Awal (ml)
V Akhir (ml)
V Titrasi (ml)
1.
Blanko (A)
0
14,5
14,5
2.
Sample (B)
14,5
24,3
9,8
Rumus kadar COD
= 1000/2 x (ml titrasi Blanko – ml titrasi sample) x o,1 x F x BE O2 = …..mg/L
Perhitungan kadar COD
= 1000/2 x (14 ,5 – 9,8) x 0, x 1 x 8
= 500 x 4,7 x 0,1 x 1 x 8
= 1880 mg/L
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui kadar COD dari air limbah industri tahu. Kadar COD didapat dengan cara mentitrasi larutan Blanko dan larutan sample dengan FAS 0,1 N. Larutan Blanko terdiri dari campuran 2 ml aquades, 3 ml H2SO4 pro COD, 1, 00ml K2Cr2O4 dan sepucuk sendok HgSO4 kristal.
Sedangkan larutan sample terdiri dari 2 ml air sample (limbah tahu), 3 ml H2SO4 pro COD, 1, 00ml K2Cr2O4 dan sepucuk sendok HgSO4 kristal. Sebelum dititrasi kedua larutan tadi dipanaskan dengan reactor COD, kemudian dipindahkan kedalam labu elenmeyer ditambah 10 ml aquades dan 3-5 tetes indicator Ferroin. Setelah dilakukan titrasi diperoleh volume titrasi dari larutan Blanko 14,5 ml dan volume titrasi dari larutan sample adalah 9,8 ml.
Kemudian dimasukan kedalam rumus sehingga diperoleh angka kada COD adalah 1880 mg/L. Catatan titrasi larutan Blanko dan sample dihentikan setelah timbul warna merah bata/coklat.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.10 tahun 2004, kadar maksimum baku mutu air limbah industry tahu dan tempe dalam parameter COD adalah 275 mg/L, sehingga dapat dikatakan bahwa air sample telah memiliki COD yang diambang batas.
KESIMPULAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.10 tahun 2004, kadar maksimum Baku Mutu air limbah industry tahu dan tempe dalam parometer COD adalah 275 mg/L sehingga kadar COD yang terdapat dalam air sample telah melebihi ambang batas yaitu lebig dari 275 mg//L.
Hasil pemeriksaan COD dalam air sample adalah 1880 mg/L.